Perspektif Etika Perang dalam Islam yang Perlu Dipahami
Perspektif Etika Perang dalam Islam

5 Perspektif Etika Perang dalam Islam yang Perlu Dipahami

214 View

Perspektif Etika Perang dalam Islam

Etika merupakan pedoman yang menentukan apakah suatu perkara tertentu itu dinilai baik atau dinilai buruk. Pada agama Islam, etika diletakkan dan dipertemukan dalam berbagai konteks, salah satunya adalah dalam konteks perang. Secara garis besar, etika perang dalam Islam mengungkapkan mengenai hal-hal apa saja yang diperbolehkan dan yang dilarang untuk dilakukan.

Konteks perang dalam Islam pada masa sekarang memang berbeda dengan pada masa lampau seperti masa kekhalifahan untuk menyebarkan agama Islam. Namun, tidak sedikit ilmu dan pengetahuan yang diperoleh dari perang yang pernah terjadi dan dijadikan sebagai pembelajaran. Berikut ini perspektif etika perang dalam Islam yang perlu dipahami oleh para Muslim.

1. Diperbolehkan Melakukan Serangan Balik

Ketika mendengar istilah perang, satu hal yang seringkali muncul di kepala adalah adegan saling menyerang satu sama lain. Adegan tersebut kemudian diidentikkan dengan darah dan orang-orang yang mati. Namun, menurut ajaran agama Islam, umat Islam diperbolehkan untuk melakukan penyerangan dalam konteks tertentu. Konteks yang dimaksud adalah ketika diserang terlebih dahulu.

Walaupun diajarkan untuk berbuat baik dan bersikap lembut kepada orang lain, umat Islam mendapat pengecualian ketika berada dalam suasana perang. Umat Islam diperbolehkan melakukan Penerangan kepada musuh dengan dalil sebagai upaya pertahanan diri. Namun yang harus diperhatikan adalah umat Islam tidak boleh melakukan Penerangan yang keluar dari batas yang ditentukan.

2. Dilarang Membunuh Kaum Perempuan dan Anak-Anak

Etika perang dalam Islam kedua dan perlu dipahami oleh umat Islam adalah larangan untuk menyiksa apalagi membunuh anak-anak dan perempuan. Pada suatu perang tertentu, yang berperan besar dan menjadi sebagai penyerang utama adalah kaum laki-laki. Namun, tidak dapat dipungkiri bahwa kaum paling terdampak dari perang adalah kaum perempuan dan anak-anak.

Berdasarkan pemikiran Ibnu Katsir, ketika umat Islam berada dalam situasi perang, kaum perempuan dan anak-anak merupakan kaum yang harus dilindungi. Oleh karena itu, umat Islam dilarang untuk melukai bahkan membunuh kaum perempuan dan anak-anak. Jika ternyata kaum perempuan dan anak-anak menyerang terlebih dahulu, maka perlu diadakan  gencatan senjata.

3. Tetap Mengutamakan Sikap Toleransi

Sikap toleransi merupakan sikap yang tidak pernah ketinggalan untuk diajarkan dan diimplementasikan oleh umat Islam dalam kehidupan sehari-hari. Selain dianjurkan untuk memiliki sifat fanatik terhadap agama sendiri, umat Islam harus menghargai dan menghormati kaum yang lain.

Hal ini juga berlaku dalam perang sehingga umat Islam hanya memerangi yang memang memeranginya. Umat Islam sebenarnya tidak diperbolehkan mengganggu kaum yang tidak memerangi terlebih dahulu. Selain itu, umat Islam tidak boleh mengganggu kaum lain yang sedang melakukan ibadah ketika dalam suasana perang.

4. Tidak Boleh Melakukan Mutilasi

Salah satu penyebab terjadinya perang adalah terdapat penindasan yang dilakukan terhadap umat Islam. Namun umat Islam harus melakukan perang sesuai dengan prinsip-prinsip keadilan dari Allah. Umat Islam tidak diperbolehkan untuk melakukan mutilasi terhadap tubuh siapapun yang meninggal dalam perang. Meskipun tubuh orang yang meninggal tersebut adalah tubuh dari pihak musuh.

Selain dilarang untuk melakukan mutilasi, umat Islam juga tidak diperbolehkan untuk membunuh musuh dengan cara yang kejam. Cara kejam yang dimaksud adalah seperti membunuh dengan mengoyak tubuh musuh dan mengeluarkan organ-organ dalamnya.

5. Mengubur Korban yang Tewas dengan Wajar

Etika perang yang terakhir yang ada dalam ajaran agama Islam adalah mengubur korban-korban perang yang tewas dengan cara semestinya. Ajaran ini merupakan ajaran yang berasal dari  Nabi Muhammad SAW ketika menyebarkan agama Islam pada masa lampau. Korban-korban yang tewas dalam suatu perang harus diperlakukan sebagai manusia terutama ketika dikuburkan.

Perang atas nama agama yang terjadi pada masa sekarang memang berbeda dengan yang terjadi pada masa lampau. Perang atas nama agama Islam pada masa lampau lebih memperhatikan dan mengimplementasikan etika-etika yang ada. Namun, terutama bagi umat Islam saat ini, etika perang dalam Islam tetap menjadi penting untuk diketahui dan dipahami.

Baca Juga: Cara Bepakaian Menurut Islam