pengertian puasa mutih
pengertian puasa mutih

Pengertian Puasa Mutih dan 5 Fakta Menarik Seputar Puasanya

241 View

Berpuasa menjadi kebanggan seorang muslim, selain bisa menunaikan kewajibannya kepada Allah Swt berpuasa juga bisa mendatangkan banyak manfaat. Salah satu tradisi dalam masyarakat indonesia adalah melakukan puasa mutih. Lantas sebenarnya apa pengertian puasa mutih? Bagaimana cara yang tepat melakukanya? Untuk itu, simaklah dalam 5 fakta menarik puasa mutih berikut ini:

1. Puasa Mutih Dikhususkan Bagi Umat Islam

Fakta pertama yang belum banyak diketahui orang-orang pada umumnya adalah mengenai siapa saja yang melakukan puasa mutih. Kebanyakan orang mengira bahwa puasa mutih masuk kedalam daftar puasa yang ada dalam ajaran agama islam. Ternyata pernyataan tersebut tidaklah benar sepenuhnya, karena tidak semua orang yang melaksanakan puasa mutih adalah umat islam.

Bila dilihat berdasarkan pengertian puasa mutih memang tidak ada batasan mengenai siapa saja yang boleh melakukan puasa jenis ini. Asalkan orang yang akan melakukan puasa bersedia mematuhi ketentuan-ketentuan yang berlaku maka boleh saja melakukan puasa ini. Meskipun tidak ada hukum yang menyatakan puasa mutih hanya untuk kaum muslim, namun kebanyakan yang melakukan jenis puasa ini adalah umat muslim.

2. Puasa Mutih Berasal dari Budaya dan Adat Orang Jawa

Hampir semua suku di Indonesia memiliki banyak keunikan yang hampir tidak dimiliki suku-suku lainya di dunia ini. Puasa mutih dikatakan sebagai puasa yang berasal dari Jawa, mengapa begitu? Itu karena sebagian besar adat Jawa menyertakan puasa. Bukti yang bisa dijadikan sebagai acuan adalah kidung-kidung Jawa kuno yang menyebutkan mengenai menahan hawa nafsu. Dengan menjalankan puasa mutih, masyarakat Jawa percaya kalau melakukan puasa ini hawa nafsu akan lebih terkontrol.

3. Puasa Mutih Sudah Ada Semenjak Zaman Para Wali

Sebagai ulama terbesar di tanah Jawa Wali Songo memegang peran penting untuk mengenalkan agama Allah SWT kepada masyarakat. Upaya yang dilakukan Wali Songo adalah menyatukan antara budaya Jawa dan Arab, dengan begitu masyarakat dapat menerima Agama Islam dengan tangan terbuka. Misalnya saja dalam hal hiburan, yang memanfaatkan materi tauhid sebagai konten pertunjukan.

Umat Islam di Jawa yang tidak bisa melaksanakan puasa yang bernilai wajib yakni puasa di Bulan Ramadhan. Guna mempermudah pengikutnya para wali memberikan latihan, dengan begitu para pengikut Wali Songo akan terbiasa dengan puasa. Setelah berhasil melatih diri dengan menggunakan puasa mutih, maka peluang melakukan puasa wajib menjadi lebih mudah.

4. Puasa Mutih Merupakan Puasa Sunnah dalam Islam

Menyadari bahwa puasa mutih sebenarnya tidak ada dalam islam, maka hukum melaksanakan puasa mutih adalah halal dilakukan yang mampu, ditinggalkan juga tidak mendapat dosa. Akan tetapi, puasa mutih bisa bernilai haram apabila orang yang berpuasa melakukanya dengan tujuan lain, misalnya menyekutukan Allah SWT. Jadi, sebelum melakukan puasa mutih, akan lebih baik memantapkan niat.

5. Makanan yang Diperbolehkan Saat Puasa Mutih

Perbedaan yang terlihat jauh berbeda di puasa mutih dan puasa biasa terletak pada makananya. Bila pada puasa pada umumnya akan memperbanyak makanan manis, maka pada puasa mutih hanya diperkenankan memakan makanan hambar. Bisa makanan yang berupa nasi putih tanpa menggunakan lauk dan bisa minum air putih tanpa campuran apapun.

Melakukan puasa hanya untuk menggapai tujuan yang sebenarnya tidak jelas memang tidak baik dalam Islam. Bukan hanya akan mengotori niat saja, akan tetapi juga dapat merusak keimanan yang dimiliki seseorang. Jadi, setelah memahami pengertian puasa mutih, orang-orang menjadi memahami makna sebenarnya dari melaksanakan puasa.

BACA JUGA: Inilah 6 Cara Menghilangkan Rasa Bersalah Menurut Islam