Kisah Dakwah Rasulullah di Kalangan Jin

Kisah Dakwah Rasulullah di Kalangan Jin

176 View

Kisah Dakwah Rasulullah di Kalangan Jin

Rasulullah diutus untuk seluruh alam, tak hanya mendakwahi manusia namun juga kepada jin yang gaib. Rasulullah dapat melihat mereka namun tak sedikit pun beliau dilanda rasa takut. Padahal para shahabat begitu khawatir pada keselamatan Rasulullah acap kali beliau shallalahu ‘alaihi wasallam pergi berdakwah di kalangan jin. Berikut beberapa kisahnya.

Suatu hari para jin berdatangan kepada Rasulullah. Mereka berombongan dalam jumlah yang banyak. Itu terjadi tak lama setelah peristiwa adanya jin yang mendengar Al Qur’an dari lisan sang nabi. Jin tersebut beriman dan mengabarkan kepada kaumnya tentang Rasulullah dan kitabullah. Banyak jin yang kemudian tertarik dan ingin bertemu dengan sang utusan Allah. Mereka ingin mendengar langsung firman Ilahi dari sang pembawa risalah.

Rasulullah pun mendapati permintaan para jin. Beliau segera bangkit dan memenuhi permintaan mereka. Para shahabat sempat diajak turut serta. Namun tak ada yang mengikuti Rasulullah kecuali Abdullan bin Mas’ud.

Bersama Ibnu Mas’ud, Rasulullah pergi ke tempat yang tinggi di Kota Makkah. Begitu tiba, beliau membuat sebuah garis dengan kakinya. Garis tersebut ditujukan untuk Ibnu Mas’ud. Nabi berpesan agar sang shahabat tak keluar dari garis tersebut. Jika Ibnu Mas’ud keluar dari garis, maka ia akan mendapat bahaya. Ibnu Mas’ud mengangguk menuruti dengan rasa penasaran apa yang akan terjadi.

Rasulullah lalu meninggalkan Ibnu Mas’ud dan berdiri di sebuah tanah lapang. Mulailah sang nabi membaca Al Qur’an. Tiba-tiba beliau dikerumuni sekumpulan makhluk halus yang nampak seperti awan bergerombol. Jumlah makhluk itu sangat banyak hingga menghalangi pandangan Ibnu Mas’ud. Sang shahabat begitu khawatir karena tak dapat melihat Rasulullah.

Ibnu Mas’ud pun tak dapat mendengar suara Rasulullah hingga ia sangat mengkhawatirkan keselamatan nabi. Namun ia tak tahu apa yang harus dilakukan. Ingin rasanya menghampiri Rasulullah dan memastikan keselamatan sang nabi tercinta. Namun ia teringat pesan Rasulullah agar tak melewati garis yang dibuat beliau.

Ibnu Mas’ud pun hampir saja lari turun ke kota dan meminta bantuan para shahabat untuk menyelamatkan nabiyullah. Namun ia kemudian mendengar suara tongkat nabi dan membatalkan rencananya.

Waktu pun berlalu sangat lama, namun tak ada tanda-tanda gerombolan awan itu akan pergi. Ibnu Mas’ud kembali khawatir. Tak ada suara dari Rasulullah dan ia masih belum bisa melihat sang nabi.

Ibnu Mas’ud kembali berkeinginan turun ke kota dan meminta bantuan. Namun lagi-lagi ia mendengar suara tongkat Rasulullah. Demikian berkali-kali Ibnu Mas’ud ingin meminta bantuan, namun membatalkannya karena mendengar suara tongkat Nabi yang dipahami sebagai isyarat agar para jin duduk dan mendengarkan.

Setelah menunggu dalam waktu yang lama, Ibnu Mas’ud pun melihat sekelompok jin yang hanya nampak seperti awan bergerombol itu mulai pergi. Namun masih ada beberapa kelompok kecil yang tinggal di sisi nabi. Hingga malam berlalu dan fajar pun menyingsing. Kelompok kecil itu pun pergi meninggalkan Rasulullah.

Majelis Rasulullah yang dihadiri para jin pun usai. Nabiyullah mendatangi Ibnu Mas’ud seraya bertanya, “Apakah kamu tertidur?”

“Tidak, wahai Rasulullah,” jawab Ibnu Mas’ud, lega akhirnya dapat melihat nabi tercinta. “Sesungguhnya berkali-kali saya ingin meminta bantuan kepada orang-orang, tapi saya mendengarmu memberikan isyarat dengan suara tongkat kepada jin-jin itu agar mereka duduk,” kata Ibnu Mas’ud.

Ternyata keputusan dan kesabaran Ibnu Mas’ud untuk tetap diam sangatlah tepat. Pasalnya, Rasulullah bersabda, “Bila engkau keluar dari garis itu, aku tidak bisa menjamin engkau selamat dari sambaran sebagian mereka.”

Di hari berbeda, pengalaman serupa juga terjadi. Namun kali ini seluruh shahabat dibuat gempar. Mereka mencari-cari Rasulullah, namun tak ada yang tahu keberadaan beliau. Seluruh isi kota telah dijelajahi, namun tak ada yang berhasil menemukan Rasulullah.

“Rasulullah telah diculik! Rasulullah telah diculik!” demikian kehebohan atas dugaan menghilangnya Rasulullah.

Para shahabat dibuat khawatir dengan mencari-cari sang uswatun hasanah. Waktu terus berlalu namun tak ada seorang pun yang tahu ataupun menemukan keberadaan beliau. Saat itu para shahabat sangat panik hingga suasana gaduh dan sangat mencekam. Semua shahabat merasa khawatir akan keselamatan nabi. Namun malam berlalu dengan hasil nihil. Hingga masuklah waktu shubuh, para shahabat melihat Rasulullah datang dari arah gua Ira.

Mereka pun bergegas menuju Rasulullah dan bertanya, “Kami kehilangan engkau, wahai Rasulullah. Kami mencari-cari engkau di seluruh pelosok kota dan lembah. Namun kami tak menemukanmu. Hingga malam ini menjadi malam yang sangat mencekam bagi kami.”

Rasulullah pun menjawab rasa penasaran dan kekhawatiran para shahabat, “Salah seorang dai dari kalangan jin mendatangiku. Lalu aku pergi bersamanya, kemudian aku membacakan Al Quran kepada mereka.” Rasulullah pun menunjukkan jejak dan bekas tempat duduk jin muslim tersebut.

Betapa Rasulullah sangat pemberani. Seorang diri beliau menghadapi kaum jin dan berdakwah kepada mereka. Betapa Rasulullah pula sangat penyabar. Beliau menuntun para jin tersebut hingga mereka menjadi muslim bahkan menjadi jin yang saleh.

Sebagaimana manusia, kalangan jin pula terbagi atas jin yang beriman dan yang tidak beriman. Mereka para jin yang beriman memilih jalan yang lurus dan taat kepada Allah dan mengikuti petunjuk Rasulullah.

Mereka enggan mengganggu manusia sebagaimana jin yang tidak beriman. Mereka pula enggan membantu tukang ramal untuk mencari tahu hal-hal gaib. Para jin saleh tidaklah melakukan perkara-perkara menyimpang sebagaimana yang diajarkan Rasulullah. Kelak, mereka pun akan mendapat balasan surga sebagaimana yang Allah janjikan untuk kaum yang beriman lagi saleh.

Baca Juga: Fakta Malaikat Pencabut Nyawa