Keutamaan Mengingat Allah
Oleh. Ustadz Hakim Bawazier.
Diriwayatkan oleh Al Imam Bukhari dalam kitab Adab Al Mufrad bahwa nabiyullah Nuh AS berwasiat kepada putranya, dengan berkata : “Wahai putraku, kuwasiatkan dua dzikir untukmu yaitu kalimat : لاإله إلا الله dan سبحان الله وبحمده ”,
Sahabat syiar,
Hal tersebut diceritakan oleh nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wasallam, karena beliau shallallahu ‘alaihi wasallam ingin membuka rahasia kemuliaan kalimat tersebut kepada ummatnya agar mereka mengetahui hal ini dan mendapatkan bagian keberkahannya.
Kemudian putra nabi Nuh AS berkata : “ Wahai ayah, ada apa dengan kalimat لاإله إلاالله?”, maka nabi Nuh menjawab bahwa kalimat لاإله إلاالله jika ditimbang dengan seluruh alam semesta dan semua ciptaan Allah subhanahu wata’ala, maka kalimat tersebut lebih berat dari kesemua itu, karena dalam kalimat tersebut terdapat nama Allah subhanahu wata’ala Yang Mencipta segala sesuatu, maka maka nabi Nuh mewasiatkan kepada anaknya untuk memperbanyak mengucapkan kalimat tersebut.
Kemudian putra nabi Nuh bertanya lagi : “wahai ayah dan apa keutamaan kalimat سبحان الله وبحمده ?”, maka nabi Nuh berkata bahwa Allah subhanahu wata’ala menjadikan rizki seluruh hamba-Nya dari kalimat سبحان الله وبحمده , dan kalimat tersebut merupakan shalatnya seluruh makhluk Allah subhanahu wata’ala selain jin dan manusia, yaitu semua hewan dan tumbuhan, gunung dan bebatuan, planet-planet dan semua yang ada di alam semesta ini.
Maka hanya dari kalimat Subhanallah tersebut, cahaya Allah subhanahu wata’ala telah terpancarkan demikian luas, sehingga mampu menerangi jiwa-jiwa yang gelap menjadi jiwa rabbani, pemikiran-pemikiran yang licik berubah menjadi pemikiran yang jujur serta meruntuhkan kelicikan yang lain, jiwa yang busuk dan penuh dengan niat-niat buruk berubah menjadi jiwa yang suci karena merasa asyik mensucikan nama Allah, maka Allah pun asyik untuk mensucikan jiwanya.
Sahabat syiar sekalian, semakin banyak seseorang mensucikan nama Allah maka Allah akan semakin mensucikan hatinya, sehingga Allah menjadikan hari-hari dalam kehidupannya cerah, Allah jadikan kehidupannya di dunia dan kehidupan di akhiratnya pun cerah, karena ia menyukai kalimat atau ucapan yang disukai Allah subhanahu wata’ala.
قَالَ رَسُوْلُ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ : يَقُولُ اللَّهُ تَعَالَى : أَنَا عِنْدَ ظَنِّ عَبْدِي بِي، وَأَنَا مَعَهُ، إِذَا ذَكَرَنِي، فَإِنْ ذَكَرَنِي فِي نَفْسِهِ، ذَكَرْتُهُ فِي نَفْسِي، وَإِنْ ذَكَرَنِي فِي مَلَإٍ، ذَكَرْتُهُ فِي مَلَإٍ خَيْرٍ مِنْهُمْ، وَإِنْ تَقَرَّبَ إِلَيَّ، بِشِبْرٍ، تَقَرَّبْتُ إِلَيْهِ ذِرَاعًا، وَإِنْ تَقَرَّبَ إِلَيَّ ذِرَاعًا، تَقَرَّبْتُ إِلَيْهِ بَاعًا، وَإِنْ أَتَانِي يَمْشِي، أَتَيْتُهُ هَرْوَلَةً. (صحيح البخاري)
وَقَالَ أَبُو هُرَيْرَةَ عَنْ النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ اللَّهُ تَعَالَى أَنَا مَعَ عَبْدِي حَيْثُمَا ذَكَرَنِي وَتَحَرَّكَتْ بِي شَفَتَاهُ (صحيح البخاري)
Sabda Rasulullah SAW: “Dia Allah berfirman: “Aku bersama prasangka hambaKu, dan Aku Bersamanya ketika ia mengingatKu, jika ia mengingat/menyebutku dalam kesendirian, maka Aku Mengingatnya dalam DzatKu, jika ia mengingatKu, ditempat yang ramai, maka Aku mengingatnya ditempat yang lebih ramai (para malaikat2 suci) (Shahih Bukhari)
Dan berkata Abu Hurairah ra, dari Nabi SAW, Allah SWT berfirman: “Aku bersama hambaKu, saat hambaKu mengingatku dan bergerak bibirnya menyebut namaKu” (Shahih Bukhari)
Sahabat syiar,
“TANPA DZIKIR HATI AKAN MATI”
Rumah orang yang berdzikir kepada Allah adalah rumah manusia hidup, dan rumah orang yang tidak berdzikir adalah seperti rumah orang mati, atau kuburan.
Rasulullah SAW menggambarkan perumpamaan orang yang berdzikir kepada Allah seperti orang yang hidup, sementara orang yang tidak berdzikir kepada Allah sebagai orang yang mati:
عَنْ أَبِي مُوْسَى رَضِيَ اللهُ عَنْهُ قَالَ، قَالَ رَسُوْلُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ مَثَلُ الذِّي يَذْكُرُ رَبَّهُ وَالذِّي لاَ يَذْكُرُ رَبَّهُ مَثَلُ الْحَيِّ وَالْمَيِّتِ
“Perumpamaan orang yang berdzikir kepada Allah dan orang yang tidak berdzikir, adalah seumpama orang yang hidup dan mati.” (HR. Bukhari)
Firman Allah Ta’ala dalam Al-Qur’an :
الذِّيْنَ آمَنُوْا وَتَطْمَئِنُّ قُلُوْبُهُمْ بِذِكْرِ اللهِ أَلاَ بِذِكْرِ اللهِ تَطْمَئِنُّ الْقُلُوْبُ
“(Yaitu) orang-orang yang beriman dan hati mereka menjadi tentram dengan dzikir kepada Allah. Ingatlah bahwa hanya dengan dzikrullah hati menjadi tenang.”(13:28)
Semoga Kita dijadikan hamba-hamba yang bersyukur yang senantiasa ber dzikir dan shalawat sebagai tanda cinta pada Rasulullah, mengikuti jejak dan Akhlak beliau.
AAMIIN YA RABBAL ‘AALAMIIN
Ustadz M. Hakim Bawazier
Baca Juga: Hadist Mengenai Menjaga Lisan