Cara Mencukur Rambut Bayi Sesuai Sunnah
Memiliki bayi merupakan nikmat yang tiada duanya didunia ini. Selain dipercayai menjaga amanah Allah SWT. Memiliki seorang bayi juga dapat dikatakan sebagai tabungan surga. Mencukur dalam Islam dilakukan untuk membersihkan bayi dari kotoran yang nampak dan tidak nampak. Cara mencukur rambut bayi sesuai sunnah juga perlu dilakukan ketika bayi sudah menginjak usia yang cukup.
Pentingnya Melakukan Sunnah dalam Memotong Rambut Bayi
Mengapa perlu dilakukan berdasarkan sunnah? Tentu saja karena Allah sudah mengaturnya sesuai dengan ajaran Baginda Nabi Muhammad Saw. Bagi hambanya yang taat sudah sepantasnya patuh terhadap perintah-Nya. Meskipun hukumnya hanya Sunnah akan berubah menjadi wajib apabila kedua orang tua si bayi sudah bernazar melakukan aqiqah. Selain itu, hukum mencukur dapat berubah menjadi haram ketika dilakukan dengan cara yang salah.
Mencukur rambut bayi ini bahkan sudah diterapkan pada zaman Nabi sebelum Nabi Muhammad SAW. Allah swt memerintahkannya dalam bentuk firman yang kemudian dilaksanakan oleh Nabi Muhammad SAW. Oleh karena itu, sebagai umat Nabi dan makhluk Allah yang taat, hendaknya tidak mengabaikan sunnah begitu saja. Sebab, apabila dalam kehidupan beragama ini sesuai dengan sunnah, maka akan selamat di dunia dan di akhirat.
Cara Mencukur Rambut Bayi Sesuai Sunnah Baginda Nabi
Setelah memahami hukum yang berlaku dalam Islam, hal selanjutnya yang bisa orang tua lakukan sebelum mencukur adalah belajar ilmunya. Mencukur dalam Islam harus memenuhi tata caranya. Jangan sampai karena terbujuk tradisi moderen meninggal ajaran Baginda Nabi Muhammad Saw. Berikut ini sedikit ilmu mengenai Cara mencukur rambut bayi sesuai sunnah.
Baca: Ternyata Ini Cara Menenangkan Bayi Menangis Dalam Islam
1. Dilaksanakan Pada Hari Ke-7
Islam menganjurkan untuk melakukan pemotongan rambut pada hari ketujuh setelah kelahiran si bayi. Hal ini dilakukan berdasarkan sunnah yang ada, bukan tanpa dasar. Akan tetapi ada pengecualian bagi muslim yang tidak mampu dalam segi ekonomi. Berdasarkan sunnah disebutkan, bahwa orang tua yang belum mampu memberikan aqiqah kepada anaknya dapat menunda sampai dirasa mampu secara ekonomi. Melakukan pemotongan rambut biasanya dilakukan di hadapan anggota keluarga.
Akan tetapi dengan perkembangan zaman acara pemotongan rambut juga dirayakan dengan meriah. Walau hal tersebut mengundang kebahagian, bagi banyak orang. Perlu dipertimbangkan juga bagi orang tua bayi bahwa Rasulullah Saw melarang umatnya menyia-nyiakan hartanya untuk hak yang tidak berguna. Memotong rambut juga dilakukan dengan baik-baik. Entah ayah bayi yang memotong ataupun siapapun yang memotong rambut. Harus memotong rambut tanpa menyakiti si bayi. Selain itu, memotong rambut juga harus merata tidak membuat bayi petak kedepan.
2. Aqiqah Untuk Si Bayi
Pelaksanaan aqiqah bersamaan dengan pemotongan rambut, yakni dilakukan pada hari ke tujuh. Aqiqah pada bayi perempuan dan laki-laki berbeda. Pada bayi laki-laki hewan yang digunakan sebanyak dua, sedangkan pada wanita berjumlah dua. Aqiqah dibagikan kepada keluarga, tetangga atau juga fakir miskin dalam bentuk makanan matang, dan orang tua bayi boleh ikut memakainya.
3. Sedekah
Sedekah yang dilakukan juga tidak sembarangan. Sesuai dengan ketentuan para ulama, seusai rambut bayi dipotong. Potongan rambut itu akan ditimbang beratnya, setelah ditimbang beratnya akan dihargai dengan harga emas atau perak. Bila ada orang tua yang sudah berkecukupan dalam segi ekonomi, dan menambahkan nominal sedekahnya maka hal itu diperbolehkan dalam Islam.
Islam tidak pernah melarang adanya sedekah. Akan tetapi sedekah bisa menjadi haram apabila harta yang digunakan adalah harta yang haram. Misalkan harta hasil korupsi, mencuri, dan berbagai pekerjaan yang tidak halal lainya. Bersedekah bisa dilakukan dengan menyisihkan sedikit demi sedikit sebagian harta untuk diinfakkan. Dan jangan lupa untuk meniatkannya atas nama Allah SWT.
Memanjakan buah hati sedari kecil bukanlah hal yang bijaksana. Maka akan lebih baik bagi orang tua merayakan pemotongan rambut anak dengan sederhana. Serta, lebih memprioritaskan penerima manfaatnya, bukan kemewahannya. Demikian informasi mengenai cara mencukur rambut bayi sesuai sunnah. Semoga bisa menjadi bekal untuk kedepannya. Semoga bermanfaat.
Baca Juga: Berapa Usia Sunat Menurut Islam yang Ideal? Yuk, Simak!